PENDIDIKAN - Halo semuanya pada kali ini kami akan memberikan suatu contoh makalah yang berjudul Supervisi Pendidikan Islam dengan sub tema ayat ayat supervisi pendidikan Islam, yang kami peroleh dari berbagai sumber terpercaya yang tentunya bisa anda gunakan untuk belajar maupun contoh makalah yang akan anda susun
Contoh makalah ini sangat cocok untuk bahan-bahan pembuatan makalah, paper, skripsi, tesisi, disertasi, maupun tugas akhir mata kuliah supervisi baik dalam kuliah baik s1 s2 maupun untuk s3
Contoh Makalah Supervisi Pendidikan Islam
AYAT – AYAT SUPERVISI
A.
PENDAHULUAN
Al-Qur`an merupakan kitab suci umat Islam sebagai petunjuk umat
manuia, petunjuk jalan kebenaran dan keadilan, petunjuk untuk mendalami
berbagai ilmu pengetahuan di dunia ini, petunjuk ke jalan yang lurus, maka belajar
al-Qur`an merupakan kebutuhan umat manusia di dunia ini.
Dalam kaitannya dengan
berbagai bidang ilmu, semua hal akan ditemukan dan terkait dengan ayat yang ada
pada kitab suci al-Qur`an, tidak terkecuali dengan supervisi, ada beberapa ayat
yang terkait dengan supervisi bila ditelusuri dari arti dan tafsirnya, maka
dari itu kita ingin membuat makalah tentang contoh ayat-ayat yang berhubungan
dengan supervisi dan akan kita kaji lebih dalam melalui makalah ini
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Supervisi
Dilihat
dari sudut etimologi “supervisi” berasal dari kata “super” dan “vision” yang
masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan(1). Jadi supervisi pendidikan dapat diartikan
sebagai penglihatan dari atas. Melihat dalam hubungannya dengan masalah
supervisi dapat diartikan dengan menilik, mengontrol, atau mengawasi.
Supervisi ialah pembinaan yang diberikan
kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik . Orang yang melakukan
supervisi disebut dengan supervisor(2).
2.
Ayat – ayat
Al-Qur`an Yang Berhubungan Dengan Supervisi
a.
Q.S Al-Hasyr
Ayat 18
Dalam surat Al-Hasr
ditemukan ayat yang berhubungan dengan supervisi, yaitu pada ayat ke 18, dan
berikut ini lafald dan artinya
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Arti Perkata
Kata |
Arti |
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ |
Hai
orang-orang yang beriman Bertakwalah
kepada Allah Dan
hendaklah setiap diri memperhatikan Apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) Dan
bertakwalah kepada Allah Sesungguhnya
Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan |
Dalam tafsir ibnu katsir[3]
dijelaskan bahwa Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad
ibnu Ja'far, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Aun ibnu Abu
Juhaifah, dari Al-Munzir ibnu Jarir, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ketika
kami bersama Rasulullah Saw. di suatu pagi hari, tiba-tiba datanglah kepada
Rasulullah Saw. suatu kaum yang tidak beralas kaki dan tidak berbaju. Mereka
hanya mengenakan jubah atau kain 'abaya, masing-masing dari mereka menyandang
pedang. Sebagian besar dari mereka berasal dari Mudar, bahkan seluruhnya dari
Mudar. Maka berubahlah wajah Rasulullah Saw. melihat keadaan mereka yang
mengenaskan karena kefakiran mereka. Kemudian
Rasulullah Saw. masuk dan keluar, lalu memerintahkan kepada Bilal agar
diserukan azan dan didirikan salat. Lalu Rasulullah Saw. salat. Seusai salat,
beliau berkhotbah dan membacakan firman-Nya: Hai manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu. (An-Nisa: 1), hingga
akhir ayat. Beliau membaca pula firman Allah Swt. dalam surat Al-Hasyr, yaitu:
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat). (Al-Hasyr: 18) Hendaklah seseorang bersedekah dengan uang
dinarnya, dengan uang dirhamnya, dengan sa' jewawutnya, dengan sa' buah
kurmanya. Hingga Nabi Saw. bersabda, bahwa sekalipun dengan separo biji kurma.
Maka datanglah seorang lelaki dari kalangan Ansar dengan membawa kantong yang
telapak tangannya hampir tidak mampu menggenggamnya, bahkan memang tidak dapat
menggenggamnya. Kemudian orang-orang lain mengikuti jejaknya hingga aku
(perawi) melihat dua tumpukan makanan dan baju. Dan kulihat wajah Rasulullah Saw. berseri, seakan-akan
berkilauan cemerlang, lalu beliau Saw. bersabda:
"مَن سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ
أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنقُص مِنْ أُجُورِهِمْ
شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُها
وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ".
Artinya: Barang siapa yang
memprakarsai perbuatan yang baik dalam Islam, maka baginya pahala perbuatannya
dan pahala orang-orang yang mengikuti jejaknya sesudahnya tanpa mengurangi
sesuatu pun dari pahala mereka. Dan barang siapa yang memprakarsai perbuatan
yang buruk dalam Islam, maka dia mendapat dosanya dan dosa orang-orang yang
mengikuti jejaknya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka barang sedikitpun.
Dalam Perintah memerhatikan apa yang
telah diperbuat untuk hari esok dipahami oleh Thabathaba`i sebagai perintah
untuk melakukan evaluasi terhadap amal-amal yang telah dilakukan. Ini seperti
seorang tukang yang telah menyelesaikan pekerjaannya. Ia dituntut untuk
memerhatikannya kembali agar menyempurnakannya bila telah baik, atau memperbaikinya
bila masih ada kekurangannya, sehingga jika tiba saatnya diperiksa, tidak ada
lagi kekurangan dan barang tersebut tampil sempurna.
Setiap mukmin dituntut melakukan hal
itu. Kalau baik, dia dapat mengharap ganjaran, dan kalau amalnya buruk, dia hendaknya
segera bertaubat. Atas dasar ini pula ulama beraliran Syi`ah ini berpendapat bahwa
perintah takwa yang kedua dimaksudkan untuk perbaikan dan penyempurnaan
amal-amal yang telah dilakukan atas dasar perintah takwa yang pertama.
Penggunaan kata nafs/diri yang berbentuk
tunggal-dari satu sisi untuk mengisyaratkanbahwa tidaklah cukup penilaian
sebagian atas sebagian yang lain, tetapi masing-masing harus melakukannya
sendiri-sendiri atas dirinya, dan di sisi lain ia mengisyaratkan bahwa dalam
kenyataan otokritik ini sangatlah jarang dilakukan[4].
Berdasarkan tafsir tersebut hubungan
antara surat al-Hasr ayat 6 dengan supervisi adalah dalam hal mengontrol,
evaluasi dan perencanaan, pada supervisi mengandung arti pembinaan, artinya
pembinaan tersebut harus ada pengontrolan, perencanaan dan evaluasi yang matang
untuk mencapai hasil supervisi yang diinginkan
b.
Q.S An-Nisa,
ayat 58
Ayat al-Qur`an yang berkaitan dengan
supervisi yang lainnya ada dalam surat An-Nisa` ayat ke 58, berikut lafald dan
penjelasannya menurut tafsir Ibnu Katsir[5] :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ
أَنْ تُؤَدُّوا الْأَماناتِ إِلى أَهْلِها وَإِذا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ
تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كانَ
سَمِيعاً بَصِيراً
Artinya: Sesungguhnya
Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kalian) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kalian
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepada kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.
Allah Swt. memberitahukan bahwa Dia
memerintahkan agar amanat-amanat itu disampaikan kepada yang berhak
menerimanya.
Di dalam hadis Al-Hasan, dari Samurah,
disebutkan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
"أَدِّ الْأَمَانَةِ
إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ، وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ"
Artinya: Sampaikanlah
amanat itu kepada orang yang mempercayaimu, dan janganlah kamu berkhianat
terhadap orang yang berkhianat kepadamu.
Arti Perkata
Hadis riwayat Imam Ahmad dan semua
pemilik kitab sunan. Makna hadis ini umum mencakup semua jenis amanat yang
diharuskan bagi manusia menyampaikannya.
Amanat tersebut antara lain yang
menyangkut hak-hak Allah Swt. atas hamba-hamba-Nya, seperti salat, zakat,
puasa, kifarat, semua jenis nazar, dan lain sebagainya yang semisal yang
dipercayakan kepada seseorang dan tiada seorang hamba pun yang melihatnya. Juga
termasuk pula hak-hak yang menyangkut hamba-hamba Allah sebagian dari mereka
atas sebagian yang lain, seperti semua titipan dan lain-lainnya yang merupakan
subjek titipan tanpa ada bukti yang menunjukkan ke arah itu. Maka Allah Swt.
memerintahkan agar hal tersebut ditunaikan kepada yang berhak menerimanya.
Barang siapa yang tidak melakukan hal tersebut di dunia, maka ia akan dituntut
nanti di hari kiamat dan dihukum karenanya. Sebagaimana yang disebutkan di
dalam sebuah hadis sahih, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"لَتُؤَدَّنَّ الْحُقُوقُ إِلَى أَهْلِهَا، حَتَّى
يُقْتَصَّ لِلشَّاةِ الْجَمَّاءِ مِنَ الْقَرْنَاءِ"
Artinya: Sesungguhnya
semua hak itu benar-benar akan disampaikan kepada pemiliknya. hingga kambing
yang tidak bertanduk diperintahkan membalas terhadap kambing yang bertanduk
(yang dahulu di dunia pernah menyeruduknya).
Kaitan dengan supervisi adalah penyampaian
amanat atau pesan dari lembaga ( dinas terkait ) kepada para guru maupun staf
binaannya tanpa ditambah dan dikurangi, sehingga supervisor disini berperan
sebagai jembatan penyampai pesan antara lembaga terkait ( Kemenag maupun Disdik
) kepada para guru binaannya
C.
KESIMPULAN
Dari ulasan di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa supervisi adalah pembinaan yang dilakukan oleh
supervisor untuk membina, mengarahkan, mengontrol yang diberikan kepada staf
sekolah untuk meningkatkan kinerja dalam suatu lembaga, ada beberapa ayat yang
berkaitan dengan supervisi antara lain:
a.
Surat Al-Hasyr Ayat 18
Dalam surat Al-Hasys
ayat ke 18 bila dikaitkan dengan supervisi adalah dalam pengertian supervisi
sebagai pengontrol dan evaluasi oleh supervisor kepada para staf sekolah agar
pekerjaan bisa selesai dengan tepat waktu tanpa kendala
b.
Surat An-Nisa Ayat 58
Pada Surat An-Nisa ayat ke 58 ditegaskan untuk menyampaikan amanat, dan kaitannya dengan supervisor adalah hakikat supervisor adalah sebagai jembatan antara Dinas Pendidikan / Kemenag dengan staf sekolah
D. DAFTAR PUSTAKA
Subari, ( 1994 ), Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan
Situasi Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Suryo Subroto, ( 1988 ), Dimensi-dimensi
Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara
Ibnu Katsir, ( 2013 ), Tafsir Ibnu Katsir Ebook, Dipublikasikan
oleh Kampungsunnah.org
Quraish Shihab. (2002). Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alqur‟an, Jakarta: Lentera Hati
[1]
Subari, ( 1994 ), Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi
Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, hlm.1
[2]
Suryo Subroto, ( 1988 ), Dimensi-dimensi
Administrasi Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, hlm.134